Skip to Content
Gadget & Aplikasi

Steam Deck vs ROG Ally vs Legion Go: Perbandingan Handheld PC

Steam Deck vs ROG Ally vs Legion Go

Konsol Handheld PC: Steam Deck vs ROG Ally vs Legion Go, Mana Juaranya?

icmganz – Pernahkah Anda membayangkan masa depan di mana Anda bisa membawa perpustakaan game PC raksasa Anda ke mana saja, mulai dari kasur yang nyaman hingga kursi kereta yang sempit? Dulu, impian ini terbatas pada gameboy atau PSP dengan grafis sederhana. Namun hari ini, kita hidup di era keemasan portable gaming. Pasar tiba-tiba dibanjiri oleh mesin-mesin buas dalam genggaman, menciptakan dilema baru bagi para gamer: Mana yang harus dibeli?

Perdebatan mengenai konsol game portable terbaik kini mengerucut pada tiga nama besar: Steam Deck dari Valve, ROG Ally dari ASUS, dan Legion Go dari Lenovo. Ketiganya menawarkan janji manis yang sama—kekuatan PC dalam bentuk handheld—namun dengan pendekatan yang sangat berbeda.

Jika Anda sedang berdiri di persimpangan jalan dan bingung menentukan pilihan, Anda tidak sendirian. Apakah Anda membutuhkan kemudahan ala konsol, performa mentah Windows, atau layar raksasa yang memanjakan mata? Mari kita bedah dalam perbandingan handheld PC yang komprehensif ini untuk menemukan mana yang paling layak menghuni tas Anda.

Estetika dan Ergonomi: Raksasa vs Si Ringkas

Kesan pertama itu penting. Saat Anda memegang perangkat ini untuk sesi gaming maraton, kenyamanan adalah segalanya. Steam Deck, sang pelopor, memiliki desain yang mungkin terlihat bongsor, namun secara mengejutkan sangat ergonomis. Grip-nya dalam dan kokoh, membuat tangan Anda tidak mudah pegal. Valve benar-benar tahu bagaimana mendesain kontroler yang nyaman, lengkap dengan trackpad haptic yang revolusioner untuk game strategi.

Di sisi lain, ROG Ally hadir dengan estetika “gamer” yang lebih mencolok—putih bersih dengan aksen RGB. Keunggulan utamanya adalah bobot. Ia lebih ringan dan sedikit lebih ramping dibanding Deck. Bagi Anda yang memiliki tangan lebih kecil, Ally mungkin terasa lebih bersahabat. Namun, absennya trackpad bisa menjadi mimpi buruk jika Anda gemar memainkan game yang butuh navigasi mouse presisi.

Lalu ada Lenovo Legion Go. Jujur saja, perangkat ini adalah “monster”. Ukurannya masif dengan kontroler yang bisa dilepas pasang ala Nintendo Switch. Ada rasa solid yang premium, tapi bobotnya yang berat bisa membuat pergelangan tangan Anda menjerit jika dimainkan tanpa sandaran dalam waktu lama. Namun, inovasi FPS mode pada kontroler kanannya (yang bisa berubah menjadi mouse vertical) adalah fitur unik yang tidak dimiliki dua pesaingnya.

Perang Layar: OLED vs VRR vs Resolusi Tinggi

Mata tidak bisa bohong. Sektor layar adalah medan pertempuran paling sengit dalam Steam Deck vs ROG Ally dan Legion Go. Jika Anda memilih Steam Deck versi OLED, selamat, Anda mendapatkan kontras warna hitam pekat dan HDR yang memukau. Game seperti Cyberpunk 2077 atau Hades terlihat sangat hidup di layar ini, meskipun resolusinya hanya 800p.

Namun, ASUS ROG Ally membalas dengan senjata ampuh: VRR (Variable Refresh Rate). Layar 1080p 120Hz miliknya mungkin tidak memiliki kontras sebaik OLED, tapi VRR adalah penyelamat performa. Teknologi ini membuat game yang berjalan di 40-50 FPS terasa sangat mulus tanpa tearing atau stuttering. Ini adalah fitur yang sering diremehkan, padahal dampaknya pada kenyamanan visual sangat besar.

Legion Go mengambil jalan berbeda dengan layar 8.8 inci beresolusi QHD+ (1600p) dan refresh rate 144Hz. Layarnya sangat besar, tajam, dan imersif. Rasanya seperti memegang tablet high-end. Tapi, ada harga yang harus dibayar: menjalankan game AAA pada resolusi asli 1600p di perangkat handheld adalah tugas yang sangat berat bagi chipset-nya. Anda seringkali harus menurunkan resolusi ke 800p atau 1200p, yang untungnya masih terlihat bagus berkat integer scaling.

Performa dan Jeroan: Z1 Extreme vs Custom APU

Mari bicara angka dan performa mentah. Dalam perbandingan handheld PC ini, ASUS ROG Ally dan Lenovo Legion Go memiliki otak yang sama: AMD Ryzen Z1 Extreme. Chipset ini secara teknis jauh lebih kuat daripada custom APU Van Gogh yang ada di dalam Steam Deck.

Jika Anda mengejar angka FPS tertinggi pada pengaturan grafis rata kanan (atau setidaknya medium), Z1 Extreme adalah pemenangnya. Pada daya 25W atau 30W (saat dicolok ke listrik), Ally dan Legion Go bisa melibas game berat yang membuat Steam Deck terengah-engah. Game seperti Starfield atau Returnal akan berjalan lebih baik di perangkat berbasis Windows ini.

Namun, kekuatan mentah bukan segalanya. Steam Deck memenangkan efisiensi di daya rendah. Jika Anda bermain di 10W atau 15W demi menghemat baterai, Steam Deck seringkali memberikan performa yang setara atau bahkan lebih stabil dibanding Z1 Extreme yang “haus daya”. Ini membuktikan bahwa optimalisasi software terhadap hardware seringkali lebih penting daripada sekadar spesifikasi di atas kertas.

Sistem Operasi: Kenyamanan Konsol vs Fleksibilitas Windows

Inilah faktor penentu terbesar bagi banyak orang. Steam Deck menggunakan SteamOS (berbasis Linux). Pengalamannya sangat mirip konsol: nyalakan, pilih game, mainkan. Antarmukanya bersih, fitur sleep/resume-nya instan dan ajaib. Bagi Anda yang tidak mau pusing dengan driver, update Windows yang mengganggu, atau launcher yang berantakan, Steam Deck adalah konsol game portable terbaik dari sisi user experience.

Sebaliknya, ROG Ally dan Legion Go menjalankan Windows 11. Bayangkan PC desktop Anda dipaksa masuk ke layar kecil. Sisi positifnya? Kompatibilitas 100%. Anda bisa menginstal Game Pass, Epic Games Store, Battle.net, atau bahkan aplikasi kerja seperti Microsoft Word tanpa perlu “mengoprek” sistem. Anti-cheat pada game kompetitif seperti Call of Duty atau FIFA juga berjalan lancar di sini (sesuatu yang sering bermasalah di Linux/SteamOS).

Namun, bersiaplah untuk frustrasi khas Windows. Menavigasi desktop dengan layar sentuh kecil, keyboard virtual yang kadang tidak muncul, hingga update sistem yang tiba-tiba memakan waktu, adalah makanan sehari-hari pengguna Ally dan Legion Go. ASUS memiliki Armoury Crate dan Lenovo memiliki Legion Space untuk mempermudah, tapi di balik itu semua, “jiwa” Windows yang rumit masih terasa kental.

Daya Tahan Baterai: Realita Pahit Handheld Gaming

Jangan berharap keajaiban di sini. Ketiga perangkat ini adalah “PC dalam genggaman”, yang artinya mereka haus energi. Namun, ada perbedaan signifikan dalam manajemen dayanya.

Steam Deck OLED adalah juara bertahan dalam kategori ini, berkat baterai yang lebih besar dan layar OLED yang efisien, serta APU yang optimal di daya rendah. Anda bisa mendapatkan waktu bermain 2-3 jam untuk game berat, dan bisa tembus di atas 5-6 jam untuk game indie ringan.

ROG Ally (versi awal) sering dikritik karena baterainya yang boros, seringkali mati dalam waktu kurang dari satu jam saat memainkan game AAA di mode Turbo. Legion Go memiliki baterai yang sedikit lebih besar dari Ally, tapi layar besarnya juga meminum daya lebih banyak. Singkatnya, jika Anda memilih tim Windows (Ally atau Legion), power bank dengan output 65W adalah aksesoris wajib yang tidak boleh tertinggal.

Harga dan Value: Mana yang Paling Masuk Akal?

Bicara soal dompet, Steam Deck (terutama model LCD 64GB atau 256GB refurbished) adalah pintu masuk termurah ke dunia handheld PC. Bahkan model OLED-nya pun masih menawarkan value yang luar biasa mengingat kualitas layarnya. Valve bisa menjual perangkat dengan harga miring karena mereka mengambil keuntungan dari penjualan game di Steam Store.

ASUS ROG Ally dan Legion Go dijual dengan harga yang lebih premium karena spesifikasi hardware yang lebih tinggi. Namun, harga mereka kini mulai kompetitif. Seringkali ada diskon yang membuat selisih harga antara Steam Deck varian tertinggi dengan ROG Ally Z1 Extreme menjadi tipis.

Pertanyaannya, apa yang Anda cari? Jika Anda mencari performa/harga terbaik dengan ekosistem yang matang, Steam Deck sulit dikalahkan. Tapi jika Anda sudah berlangganan PC Game Pass dan ingin memanfaatkannya secara native, nilai jual ROG Ally atau Legion Go menjadi jauh lebih tinggi di mata Anda.


Jadi, setelah melihat perbandingan handheld PC ini, mana yang harus Anda bawa pulang? Jawabannya kembali pada tipe gamer seperti apa Anda.

Pilihlah Steam Deck OLED jika Anda menginginkan pengalaman “pick up and play” yang bebas ribet, layar indah, baterai awet, dan nuansa konsol sejati. Ini adalah konsol game portable terbaik bagi mereka yang mengutamakan kenyamanan dan stabilitas.

Ambillah ASUS ROG Ally jika Anda menginginkan perangkat yang lebih ringan, performa lebih tinggi berkat Z1 Extreme, layar VRR yang mulus, dan kompatibilitas penuh dengan PC Game Pass tanpa perlu tinkering.

Dan pilihlah Lenovo Legion Go jika Anda adalah pencinta layar besar, menginginkan fleksibilitas kontroler yang bisa dilepas, serta fitur unik seperti mode FPS untuk game shooter.

Apapun pilihan Anda, satu hal yang pasti: batas antara bermain di kamar dan bermain di perjalanan kini telah runtuh sepenuhnya. Sudah siap untuk bermain di mana saja?